Mensyukuri yang ada pada kita…

Terkadang kita hanya menghitung berkah materi yang kita dapat. Berapa banyak uang yang ada pada kita, berapa banyak hal yang dapat kita beli dengan uang itu. Kita menghitung berapa anak yang kita miliki, berapa besar tabungan yang kita punya. Dan jika kita merasa kurang atas keberkahan materi kita, dengan tidak ikhlasnya kita bertanya, mengapa Tuhan tidak memberikan balasan yang setimpal atas usaha kita.

Hal yang sering terlupa saat kita menghitung materi, adalah kita tidak menghitung yang ada pada kita. Yang melekat pada kita sejak saat kita dilahirkan, hingga kelak menutup mata.

Tubuh kita terdiri dari banyak sekali bagian yang tidak dapat bekerja sendiri. Semuanya terkait dan bekerja bersama-sama. Yang terlihat dari luar hanyalah bagian-bagian besar yang hanya segelintir. Itupun sepatutnya kita syukuri.

Saat mata, telinga, mulut, hidung, tangan dan kaki kita bekerja sempurna, kita menganggapnya suatu hal yang biasa. Bayangkan, bila satu dari mereka tiba-tiba tak dapat bekerja. Belum lagi ginjal, hati, pankreas, jantung, sistem pembuangan, syaraf dan bagian-bagian lain dalam tubuh kita mogok bekerja. Bisakah kita tetap mengeluhkan materi pada saat itu?

Ada pepatah yang mengatakan: Gajah di pelupuk mata tak tampak, kuman di seberang lautan tampak. Separah itukah kita?

Bila kita menghitung berkah yang kita terima, hitunglah dulu apa yang melekat pada kita, bukan yang ada di luar tubuh kita. Pada saat itu kita akan melihat, betapa banyak yang telah kita miliki. Betapa Tuhan menyayangi kita, membiarkan apa yang kita miliki itu bekerja dengan sempurna.

Tinggalkan komentar